Friday, March 27, 2015

Essay New Media and Community


Teknologi media selalu dan akan terus berkembang dari waktu ke waktu. Seperti halnya sekarang ini dimana kemunculan internet telah menciptakan sebuah bentuk  baru dari media yang awalnya konvensional berubah menjadi media baru atau “new media”. McQuail (2005 : 138) telah menyebutkan karakteristik dari media baru atau “new media” ini antara lain : digitalisasi di segala aspek ; konvergensi dari media yang berbeda ; divergensi internet dari komunikasi massa ; adaptasi dari peran publikasi ; adaptasi dari peran publikasi ; peran audience yang lebih luas ; fragmentasi dan pengaburan institusi media ; dan berkurangnya kontrol sosial.
Setiap perkembangan dan perubahan teknologi media juga diikuti dengan perubahan karakteristik masyarakatnya yang menjadi konsumen media tersebut. Contohnya pada kemunculan internet yang dimulai sejak era internet pada gelombang ketiga dari tahapan perkembangan kajian media dan community. Era internet ini berkembang sejak tahun 2000an yang salah satunya diindikasikan dari pembentukan Asosiasi Internet Peneliti dan penyelenggaraan konferensi internasional pertama pada September 2000. Sejak saat itu pula internet semakin merambah ke berbagai kalangan masyarakat mulai dari remaja, orang dewasa, bahkan anak kecil dan lansia tidak mau kalah mengikuti perkembangan teknologi. Karakter masyarakat akbiat munculnya internet ini juga sudah terlihat nyata perubahannya. Masyarakat cenderung lebih menyukai segala sesuatunya yang instan, praktis, cepat, mudah, bebas dan cenderung konsumtif. Adanya ketergantungan terhadap media internet juga tidak dapat dipungkiri. Bahkan masyarakat sekarang lebih tidak bisa hidup tanpa koneksi internet.
Instan dan praktis disini dapat dilihat dari cara masyarakat saling berkomunikasi dengan memanfaatkan jejaring sosial, aplikasi chatting, email dan fitur-fitur sejenisnya. Aplikasi dan fitur tersebut memungkinkan kita untuk berkomunikasi dengan orang di seluruh penjuru dunia hanya melalui sebuah benda kecil bernama smartphone. Hebatnya smartphone ini bisa kita bawa kemana saja dan dapat digunakan kapan saja. Sehingga kita tidak perlu lagi repot pergi ke kantor pos, menulis surat, mengirim telegram, menunggu balasan sampai berminggu-minggu untuk sekedar menanyakan kabar. Masyarakat sekarang lebih dimanjakan dengan kepraktisan yang ditawarkan dari kecanggihan teknologi dan media. Lalu dari segi kecepatan, tentunya media-media yang kita temui sekarang ini belum ada yang bisa menyaingi kecepatan aplikasi chatting atau email untuk mengirim pesan, dan menerima pesan. Hanya dalam hitungan detik saja kita bisa mengetahui kondisi dunia saat ini seolah membuat jarak menjadi tidak lagi berarti. Begitu pula dari segi akses informasi. Apapun jenis informasi yang ingin kita ketahui dapat diakses secara bebas melalui search engine yang juga terhubung dengan jaringan internet.
Dari hal-hal itulah kemudian kita menjumpai fenomena yang disebut dengan virtual community. Virtual community ini diartikan sebagai sekelompok orang yang saling berkomunikasi lewat dunia maya atas dasar kepentingan dan tujuan yang sama. Sedangkan lawannya adalah organic community yaitu dimana individu-individu melakukan komunikasi dengan cara bertatap muka secara langsung. Istilah virtual community ini dicetuskan pertama kali oleh Rheingold dalam bukunya The Virtual Community Homestanding on the Electronic Frontier pada tahun 2000. Orang-orang dalam komunitas virtual ini dapat melakukan hampir segala hal yang biasa orang lain lakukan di dalam dunia nyata, perbedaanya mereka melakukan semua itu tanpa dapat bertemu secara langsung. Mulai dari berdiskusi, bermain game online, berteman baru, saling memberikan dukungan, bergossip, melakukan debat, sharing informasi, sampai berdagang dan bekerja di dunia maya. Pembahasan mengenai berdagang dan bekerja di dunia maya inilah yang menarik. Bila dikaitkan dengan pembahasan sebelumnya mengenai karakteristik masyarakat era internet yang cenderung lebih ‘manja’ karena memperoleh kepraktisan, instan, cepat, dan segala kemudahan dari perkembangan teknologi media, disini  akan ditunjukan bahwa masyarakat era internet juga bisa kreatif dengan memanfaatkan perkembangan teknologi media tersebut bahkan sampai bisa menghasilkan uang darinya.
Berdagang di dunia maya bisa dicontohkan lewat pedagang yang membuka lapak mereka secara online atau yang biasa kita kenal dengan online shop. Mungkin hampir tidak ada yang merasa asing dengan online shop ini. Lalu bagaimana dengan bekerja di dunia maya? Freelance writer lah contohnya. Freelance writer ini merupakan jenis pekerjaan yang bisa dikategorikan sebagai virtual community, dimana tiap-tiap pekerjanya tidak bertemu secara langsung melainkan hanya memanfaatkan media internet untuk saling menyelesaikan tugas dan pekerjaannya. Penulis artikel untuk blog misalnya. Pemilik blog dan situs-situs di internet dapat memperoleh keuntungan dari setiap pengunjung yang masuk jika situs atau blog mereka memiliki sponsor. Agar situs dan blog mereka ramai dikunjungi orang, tetunya konten yang terdapat di dalamnya harus terus menerus di up date secara berkala. Ada trik-trik tertentu pula seperti seo, dan lain sebagainya yang membuat blog dan situs mereka nantinya bisa muncul di halaman pertama search engine google. Para penulis lepas atau freelance writer memanfaatkan kesempatan ini untuk memperoleh keuntungan. Mereka digaji untuk membuat artikel yang nantinya akan diposting setiap harinya di blog atau situs-situs tersebut.
Saya sendiri sudah bekerja menjadi freelance writer ini sejak delapan bulan yang lalu. Disinilah saya merasakan manfaat kemunculan virtual community dan dampak positif dari adanya new media pada era internet sekarang ini. Selain mendapat keuntungan berupa gaji, yang saya rasakan lainnya adalah dengan bergabung dengan komunitas virtual penulis lepas ini tingkat kreatifitas yang saya miliki menjadi lebih terpacu dan mendapat banyak pelajaran tentang kepenulisan, karena pekerjaan ini menuntut setiap pekerjanya menulis sedikitnya 1500 kata setiap hari. Jadi jika selama ini internet dan perkembangan media banyak dipandang memberikan dampak negatif terhadap remaja dan kawula muda, seperti karakteristik masyarakat yang telah disebutkan sebelumnya, hal ini tidak sepenuhnya benar. Melalui freelance writer ini dan banyak contoh lainnya akan membuktikan bahwa kemunculan media baru memberikan banyak dampak positif yang tidak hanya sekedar kecepatan berkomunikasi dan akses infromasi, kemudahan, kepraktisan dan yang nantinya dikaitkan dengan karakteristik masyarakat yang ‘manja’. Namun justru pemanfaatan yang baik akan membuat masyarakat menjadi lebih kreatif dan berkembang.

No comments:

Post a Comment